Saturday, October 8, 2011

Do Re Mi Fa So La Si Do


Judul lain: Do Re Mi Fa So La Ti Do, 도레미파솔라시도, Doremifasolasido
Genre: Drama, Romance
Produser:
Sutradara: Kang Geon-Hyang
Length: 105 min
Release Date: 3 April 2008
Country: South Korea

Cast:
Jang Geun Suk as Shin Eun Gyu
Cha Hye Ryeon as Yoon Jeong Won
Jeong Ui Cheol as Kang Hee Won
Im Joo Hwan as Yoon Jae Kwang



Adegan dibuka dengan keramaian disebuah taman hiburan. Yoon Jeong Won hari itu bekerja sebagai badut disana, memakai kostum naga imut.

Dia sangat menderita dan kelelahan, ditambah lagi ada sekelompok cowok-cowok yang mengerjainya hingga jatuh. Karena kesal, Jeong Won lalu mencari mereka dan mengacaukan meja mereka serta menyiram seorang cowok dengan minuman.
Alhasil, Jeong Won diseret oleh petugas keamanan.

Pada suatu hari Jeong Won menemukan cowok yang pernah dia siram ditaman hiburan itu adalah tetangga baru disebelah rumahnya. Dan sialnya, Jeong Won disuruh ibunya mengembalikan piring kerumah tetangga baru itu. Disana Jeong Won mendengar cowok itu bersenandung dan bermain gitar.
“Ah, celana dalam!” seru cowok itu, saat mengenali Jeong Won, karena terakhir kali Jeong Won bertemu dengannya, ada sebuah celana dalam bertengger dikepala Jeong Won.

Mereka akhirnya ngobrol, dan cowok itu menyanyikan lagu yang barusan diciptakannya. Isi lagu itu tentang pertemuan si cowok dengan badut naga di taman hiburan…ha ha… Jeong Won merasa kesindir dan pulang.

Dimalam hari, saat Jeong Won pengen keluar rumah diam-diam untuk kerja part time, cowok itu meneriakinya dari atap seberang. Cowok itu lalu meminta Jeong membawakan gitarnya yang berat sepulang sekolah.

“Cari gadis yang menyukaimu untuk diajak!” protes Jeong Won.
“Semua gadis disekolah menyukaiku.” jawab cowok itu ha ha…. “Nanti aku akan membolehkanmu menggenggam tanganku.”
Singkat cerita, cowok itu mengancam akan melaporkan Jeong Won ke ayahnya. Cowok itu bahkan punya rekaman video aksi kabur Jeong Won. Jeong Won tak bisa membantah lagi.
“Aku…Eun Gyu. Shin Eun Gyu!” teriak cowok itu saat Jeong Won berjalan pergi.

Jeong Won menceritakan kejadian itu pada temannya ditempat kerja part time dengan gondok. Temannya malah memuji Eun Gyu. Jeong Won maunya gak menggubris ancaman Eun Gyu itu, tapi dia ketakutan kalau sampai ayahnya tahu. Ayah Jeong Won adalah pelatih beladiri yang bahkan tidak segan-segan menghajar anaknya.

Keesokannya, Jeong Won datang kesekolah Eun Gyu dengan mengendap-endap digerbang sekolah. Murid-murid cewek disekolah itu memergoki Jeung Won dan mengganggunya.

Mereka ingin menyeret Jeong Won tapi Jeong Won melawan. Akhirnya terjadi keributan, hingga Eun Gyu datang melerai.
“Kau pernah bilang….selain musik, tak ada lagi yang membuat kau tertarik. Lalu kenapa kau menolongku?” tanya Jeong Won saat mereka meninggalkan sekolah.
“Aku hanya sedang bosan.” Eun Gyu ngeles.
“Apa karena kau menyukaiku?” tebak Jeong Won asal.

“Apa?! Kau melihatnya seperti itu? Kau tahu seberapa tinggi seleraku?”
“Pernahkah kau berpikir untuk menurunkan seleramu?” tanya Jeong Won lagi…ha ha….

Eun Gyu lalu membawa Jeong Won ketempat dia dan teman-temannya bermain musik. Pada teman-temannya, Eun Gyu memperkenalkan Jeong Won sebagai kuli-nya. (Tadi juga didepan teman-teman sekolahnya dia bilang begitu.)
Disana Jeong Won melihat seorang cowok yang seperti dikenalnya. Jeong Won dan cowok itu, raut wajah mereka langsung berubah saat ketemu pandang. Jeong Won buru-buru kabur dari sana.
Sepeninggal Jeong Won, Eun Gyu segera latihan bersama teman-temannya. Dan cowok itu adalah salah satu anggota band Eun Gyu.

Malamnya, Jeong Won janjian dengan cowok yang tadi ketemu ditempat latihan Eun Gyu. Ternyata mereka memang kenalan lama. Cowok itu ngancam agar Jeong Won jangan nyakitin Eun Gyu, karena Eun Gyu adalah sahabat terbaiknya.
“Kang Hee Won! Kau sungguh brengsek! Kau pikir aku mau ngapain? Kita sudah berteman selama sepuluh tahun. Aku sangat mempercayaimu. Tapi kau membiarkan sekelompok berandalan menyakitiku. Jangan memancingku, aku tak tahan lagi.” seru Jeong Won emosi. (ooouuuww rupanya beneran temenan, dulu.)

Cowok itu, Kang Hee Won, tak menggubris kata-kata pilu Jeong Won dan tetap mengancam.
“Jangan pernah mucul dihadapanku lagi.” kata cowok itu sebelum pergi.
Jeong Won pulang kerumah ditengah hujan lebat. Tiba-tiba dijalan seseorang menghadangnya dengan payung dan menghalangi jalannya. Jeong Won sudah tampak kesal, tapi saat payung diangkat, wajah Eun Gyu dengan senyum menawan muncul dihadapannya. Jeong Won pun tersenyum.

“Kau takut aku basah kan?” tanya Jeong Won.
“Aku tidak bisa tidur, dan sedikit bosan, karena itu aku keluar.” Eun Gyu ngeles seperti biasa.
“Kenapa kau tidak tanya kenapa aku kabur dari ruang latihan?”
“Ah itu, bukannya kau menangis dan terluka? Kalau aku tanya, kau akan tambah merasa sakit.”
“Aku tidak menangis kok.” elak Jeong Won.
Eun Gyu lalu taruhan bahwa suatu saat dia bisa membuat Jeong Won nangis. Jeong Won nantangin, dengan cara apa emang Eun Gyu bisa membuat dia menangis. Wajah sedih Jeong Won akhirnya ceria kembali berkat Eun Gyu.

Jeong Won datang kesekolah Eun Gyu lagi dan kali ini kepergok guru. Name tag-nya diambil guru itu. Jeong Won ngadu ke Eun Gyu. Tapi Eun Gyu gak peduli dan menyuruh Jeong Won membawakan gitarnya.

Eun Gyu bahkan tak mau diajak foto bareng dan bernyanyi menyindir Jeong Won.
“Babi yang membawa gitar, babi berkeringat….” begitu nyanyian Eun Gyu. Saat Jeong Won protes, Eun Gyu ngeles dengan bilang kalau melihat Jeong Won, membuatnya langsung terpikir tentang musik. Jeong Won senang. Dan Eun Gyu berkata lagi, tapi kenapa dia tetap memikirkan musik saat melihat binatang, babi, kepala naga….ha ha ha….
“Kalau aku menyebalkan, kenapa kau menyuruhku mengikutimu?” protes Jeong Won.
“Itu karena….kau….aaa….” Eun Gyu bingung sebentar. “Berani dan sehat.” (ha ha ha)
Perdebatan mereka kemudian di interupsi oleh adik laki-laki Jeong Won, Jae Kwang, yang datang meminta no telpon kakak cewek Eun Gyu. Jadi adik Jeong Won naksir kakak Eun Gyu, halah!

Jae Kwang pergi, datang pengganggu berikutnya, Kang Hee Won. Jeong Won langsung memalingkan wajah. Tapi Eun Gyu malah kesenengan dan ngenalin Jeong Won ke Hee Won. 

Hee Won pura-pura gak kenal dan menyapa Jeong Won seadanya. Setelah itu Hee Won langsung masuk kedalam, dan Jeong Won pamit pulang.
Saat Eun Gyu masuk, dia papasan dengan Hee Won yang pura-pura keluar moketemu seseorang dan menawarkan membelikan minuman buat Eun Gyu. Eun Gyu malah pengen ikut. Hee Won melarangnya.
Seperti yang sudah diduga, Hee Won emang mau ngejar Jeong Won. Untunglah Jeong Won udah keburu pergi dengan bus. (aku jadi kesel banget nih sama tokoh Hee Won ini!)

Jeong Won terjatuh saat melewati pintu toko, ada yang sengaja menjegal kakinya. Saat itu dia sedang shoping dengan temannya.

Tiga orang cowok pelaku penjegalan itu menertawakannya. Tiga orang itu adalah teman-teman Hee Won. Jeong Won berusaha tak menggubris mereka. Tapi mereka malah mengungkit kejadian masa lalu dan ikutan mengancam kalau Jeong Won sampai mengabaikan peringatan Hee Won.(Astaga, rupanya berandalan-berandalan ini yang dulu nyakitin Jeong Won. Dan aku curiga, kali ini pun mereka disuruh Hee Won.)

Hee Won sedang tertarik melihat sebuah gitar di etalase toko alat-alat musik. Eun Gyu dan anak-anak band yang lain datang menghampirinya. Kata Eun Gyu gitar itu mirip seperti gitar seorang legendaris. Menurut Hee Won, gitar itu membawa maut dan tidak murah.

Malamnya Jeong Won menggedor-gedor tempat latihan Eun Gyu, tapi dikunci. Jeong Won pun pulang memanjat lewat atap dan lagi-lagi kepergok Eun Gyu.
“Kucing pencuri!!” teriak Eun Gyu meledek Jeong Won.
Jeong Won kesal, tapi dia prihatin melihat wajah Eun Gyu yang babak belur “Kenapa bibirmu pecah gitu?”

“Karena ciuman.” jawab Eun Gyu santai.
“Lalu kenapa dengan matamu?”
“Digigit nyamuk.” Eun Gyu tetap santai dan tersenyum.
Eun Gyu lalu melemparkan sesuatu ke arah Jeong Won.

Rupanya itu adalah name tag Jeong Won yang disita guru disekolah Eun Gyu waktu itu.(Oh jadi Eun Gyu babak belur gitu karena tertangkap waktu mau ngambil name tag Jeong Won.) Jeong Won sangat terharu dan menangis.
“Baiklah, kau menang taruhan (karena berhasil membuat Jeong Won nangis). Katakan apa yang kau inginkan?” tanya Jeong Won.
“Jangan menyelinap dan jangan keluar dimalam hari.” jawab Eun Gyu.
“Hey, aku sedang kesusahan sekarang.”
“Kenapa?”
“Maukah kau jadi pacarku?”
Eun Gyu tertawa.
“Aku tidak mengharapkan apa-apa” cetus Jeong Won melihat seringai geli diwajah Eun Gyu.
“Baiklah, tapi aku ada syarat. Jangan datang kesekolahku besok.”
“Kenapa?”
“Diwajahmu ada memar, terlihat memalukan.” kata Eun Gyu sambil tertawa dan masuk kedalam.

Jeong Won membuka album fotonya. Disana ada foto-fotonya saat bersama Hee Won dulu. Sepertinya dulu mereka gak hanya temenan, hubungan mereka mungkin lebih dari itu.

Esoknya, Jeong Won datang ketempat latihan Eun Gyu. Dia memberikan Hee Won tatapan menantang dan mendekati Eun Gyu dengan ceria. Ada anak band yang menanyakan memar diwajah Jeong Won. Jeong memjawab dengan ceria sambil melirik Hee Won. Jeong Won lalu berlagak manja mengajak Eun Gyu ke pantai. Dia sengaja manas-manasin Hee Won.

“Apa memarmu sampai ke otak?” Eun Gyu malu dan menyeret Jeong Won keluar.
Eun Gyu bertanya siapa sebenarnya yang menyebabkan memar diwajah Jeong Won. Jeong Won kekeuh gak mau jawab dan bilang dia sekarang baik-baik saja. Tapi Eun Gyu tak puas dengan jawaban Jeong Won.
“Baiklah. Bagaimana kalau orang yang melakukannya menyayangimu? Dan kau juga menyayanginya. Apa kau masih ingin menyakitinya? Kau masih mau menuntut balas?” tanya Jeong Won.
“Kenapa ini jadi membingungkan? Baiklah, katakan padaku siapa orangnya dihari aku akhirnya menyukaimu lebih daripada orang itu. Walaupun aku penasaran sekarang, aku tak akan bertanya lagi siapa orangnya.” jawab Eun Gyu.
Mereka tidak jadi kepantai, tapi ketempat yang menghadap laut. Eun Gyu memberikan kalung hadiah dari fans-nya pada Jeong Won.
“Mereka ingin aku memberikannya pada pacarku saat aku punya pacar.” kata Eun Gyu.

Kalung itu kalung pasangan, bentuk bandulnya orang-orangan cewek dan cowok. Eun Gyu memberikan kalung dengan bandul orang-orangan cowok ke Jeong Won, dan dia pun memakai kalung yang satunya lagi. Jeong Won sangat senang.

Jeong Won menerima telpon dari adiknya dan lari keluar sekolah disaat hujan lebat. Adiknya ingin menghajar Hee Won dan memberitahu Jeong Won boleh datang melihat kalau mau. Adiknya tahu yang membuat wajah Jeong Won memar kali ini pasti Hee Won lagi.
Saat Jeong Won tiba, Hee Won sedang dihajar adik Jeong Won.
“Stop!” teriak Jeong Won melerai. “Yoon Jae Kwang, aku bilang berhenti!”
Adik Jeong Won, Jae Kwang, gak terima kakaknya di aniaya.
“Jika si brengsek ini harus mati, harus aku yang membunuhnya.” kata Jeong Won.
Jae Kwang lalu pergi sambil ngedumel.
“Kang Hee Won….kenapa kau berubah? Kenapa kau jadi seperti ini? Kau dulu temanku? Kita dulu teman.” kata Jeong Won sedih.

“Yah, kita dulu teman.” balas Hee Won yang masih terduduk kesakitan.

Flashback sebentar.
Dikantor polisi, ada Jeong Won dan seorang bapak. Polisi memberitahu tentang korban yang tak tertolong lagi karena terlambat dibawa kerumah sakit. Jeong Won menangis dan bapak disebelahnya menunduk sedih. Tiba-tiba ada yang berteriak memanggil ‘ayah’.

Dibelakang mereka terlihat Hee Won memeluk seorang wanita yang sedang menangis, sambil memandang terluka ke arah Jeong Won.

Kembali ke Hee Won dan Jeong Won.
“Teman. Pikirkan itu baik-baik. Seorang brengsek yang menghancurkan sebuah keluarga disebut teman?” kata Hee Won getir.
“Kalau itu kau, apa kau tidak akan melaporkannya ke polisi? Kabur setelah menabrak seseorang, jika itu kau, apa kau tidak akan melaporkannya kepolisi? Aku….aku sungguh tidak tahu kalau dia adalah ayahmu.” Jeong Won membela diri.
Hee Won menggeleng. “Coba menyangkalnya lagi?” Hee Won tertawa sinis dan berdiri dengan sempoyongan.
Jeong Won ingin membantu, tapi Hee Won menampik tangannya. Sebelum pergi, Hee Won kembali berpesan agar Jeong Won menjauhi Eun Gyu. Ketika keluar dari gedung, Hee Won bertemu teman-teman berandalnya, dia mengancam mereka agar tidak menyakiti Jeong Won lagi. Dan tanpa sepengetahuan mereka, Jeong Won menyaksikan hal itu dari atas.

Hee Won duduk sendirian dipinggir danau. Dia memegang fotonya saat bersama Jeong Won dulu, foto yang sama dengan milik Jeong Won. Hee Won tampak sedih. Dilain tempat, Jeong Won mencoba menghubungi ponsel Hee Won tapi tak bisa dihubungi.

Esoknya, Jeong Won menyeret adiknya kerumah Hee Won untuk minta maaf. Tapi penyambutan Hee Won tidak baik, dia menyuruh mereka pergi. Jae Kwang tak terima dan marah-marah.
Tiba-tiba Eun Gyu muncul disana. Dia menyadari Hee Won dan Jeong Won saling kenal, dan dia minta penjelasan. Hee Won diam, dan Jeong Won menjawab kalau adiknya dan Hee Won hanya bertengkar. Jeong Won mengajak Eun Gyu bicara diluar, tapi Eun Gyu malah bilang Jeong Won pembohong dan menegur kelakuan Jae Kwang. Jae Kwang tak terima kakaknya dikata-katai, dan dia menceritakan semuanya.
“Eun Gyu, dengar baik-baik. Kang Hee Won, bajingan itu, adalah teman kakakku lebih dari sepuluh tahun. Tiga tahun yang lalu, yang menyuruh teman-temannya dan membuat kakakku hingga setengah lumpuh, adalah pria itu.” cerita Jae Kwang.
Jeong Won marah dan menampar adiknya. Tapi Jae Kwang belum mau diam, dia terus bicara.

“Apa kau dapat mengerti bagaimana rasanya disakiti oleh teman yang paling kau percayai? Tapi kakakku tak pernah memarahinya walau sekalipun. Dia malah bilang itu salahnya sendiri. Tapi sebenarnya dia tidak melakukan kesalahan apapun! Teman….orang yang tidak tahu apa itu pertemanan adalah pria itu!” setelah menumpahkan uneg-unegnya, Jae Kwang pergi.
Eun Gyu tampak shock, dia lalu menyeret Jeong Won keluar dari situ. Dia membawa Jeong Won kesuatu tempat dan minta maaf.
“Aku adalah orang yang melaporkan ayah Hee Won ke polisi. Aku bertindak kejam karena dia adalah ayah teman baikku. Ayahnya dipenjara dan ibunya masuk rumah sakit. Itu….adalah saat-saat sulit.” cerita Jeong Won sambil menangis. Dia lalu melepaskan kalung pemberian Eun Gyu dan mengembalikannya. Tapi Eun Gyu tak mau. Jeong bicara lagi, “Hee Won pasti sedang dalam keadaan buruk sekarang. Dan dia hanya punya kau temannya. Jangan menghancurkan pertemananmu dengan Hee Won.” Jeong Won menyerahkan kalung itu dan pergi.

Eun Gyu kelahi dengan Hee Won sampai dua-duanya babak belur. Mereka akhirnya terbaring kelelahan dan kesakitan.

“Awalnya aku hanya tak suka, saat Jeong Won bersamamu. Sekarang, saat Joeng Won ada disampingmu, itu malah membuatku tambah menderita.” kata Hee Won.

“Aku tak perduli sekarang ataupun nanti, aku tetap ingin berteman denganmu.” balas Eun Gyu.
“Tapi….biar aku minta maaf sekali saja. Aku tak ingin membohongi diriku sendiri lagi.”

Eun Gyu menunggu Jeong Won sambil duduk didepan pagar rumah gadis itu. Dia menyampaikan kalau Hee Won ingin ketemu. Jeong Won enggan, tapi Eun Gyu meyakinkannya.

“Bisakah kau tetap disisiku? Aku masih bisa tetap bernyanyi tanpa Hee Won. Aku sudah bernyanyi sebelum ketemu Hee Won……Tapi kurasa, jika aku tidak memilikimu, aku tak dapat bernyanyi lagi.” kata Eun Gyu dengan mata berkaca, Eun Gyu mulai menangis. “Aku sangat menyayangi Hee Won sekarang, begitu juga nanti. Aku akan mencari cara bagaimana supaya kita bertiga bisa bahagia.” Setelah itu Eun Gyu minta bantuan Jeong Won untuk berdiri. Eun Gyu lalu mengelus pipi Jeong Won. “Matamu...dulu sampai sekarang, tetap indah.”

Jeong Won menangis dan memukul dada Eun Gyu pelan. Mereka akhirnya berpelukan.



Hee Won mengunjungi ibunya dirumah sakit jiwa. Tapi dia hanya mengamati ibunya dari luar kamar. 

Setelah itu dia mengunjungi ayahnya di penjara. Ayahnya menanyakan kabar ibunya dan meminta maaf karena telah membuat Hee Won dan ibunya menderita.

Eun Gyu mengetuk pintu flat Hee Won, tapi tak dibukakan. Padahal Hee Won ada didalam dan duduk diam dilantai. Eun Gyu akhirnya duduk dijalan dan terlihat sedih.

Hubungan Eun Gyu dan Jeong Won berjalan baik. Band Eun Gyu bahkan akan ikut kompetisi, tanpa Hee Won. Tapi Eun Gyu yakin, Hee Won akan kembali bergabung.

Dirumah Jae Kwang marah-marah ke ibunya karena telah membuang kucing hitamnya. Ibunya berkata kucing hitam itu pembawa sial. Tapi adik Jae Kwang tetap ngambek dan pergi mencari kucingnya.

Jeong Won ketempat latihan Eun Gyu, tapi didepan pintu dia malah bertemu Hee Won. Akhirnya mereka ke sebuah taman untuk ngobrol.
“Aku benar-benar tak mengerti, kenapa kelakuanmu seperti ini?” tanya Jeong Won.
“Bukan apa-apa, aku hanya ingin menemukan apa yang sudah kuhilangkan.” jawab Hee Won gak jelas sambil nerawang.
“Kang Hee Won, kalau kau ingin mengenyahkanku, lakukan saja seperti yang kau lakukan dulu. Kalau kau benar, dan kalau kita ketemu lagi, itu karena kita memang ditakdirkan untuk berteman. Walaupun aku merasa bersalah karena aku bersama Eun Gyu sekarang….”
Hee Won memotong omongan Jeong Won. “Kalau kau masih tak perduli padaku, aku akan mati, Yoon Jeong Won. Aku ingin memulai semuanya kembali dan mulai tersenyum.”
Hee Won lalu bercerita tentang masa kecil mereka, setelah itu dia menyandarkan kepalanya dengan nyaman dibahu Jeong Won. “Sudah bertahun-tahun aku ingin tidur saat aku memejamkan mata. Aku mau tidur.”

Jeong Won protes, tapi percuma, Hee Won tak bergerak dari posisinya.
Malamnya, Jeong Won memandang kalung pemberian Eun Gyu dengan sedih sambil berbaring ditempat tidur. (Kalungnya udah dibalikin lagi ma Eun Gyu. Kapan yaa?? Mungkin pas ketemu didepan rumah itu.)
                                                     
Anggota band yang lain mulai menanyakan Hee Won. Eun Gyu berkata Hee Won nanti kembali, dia hanya masih sedang bersedih. Mereka merasa Hee Won itu egois karena gak memikirkan band mereka. Tiba-tiba saja Jeong Won yang sedang menyaksikan latihan mereka saat itu marah-marah, dia membela Hee Won. Suasana jadi kaku. Jeong Won lalu mengoreksi kata-katanya. Ponsel Jeong Won bunyi, dia lalu pamitan karena mau ketemu dengan temannya. Padahal orang yang menelponnya adalah Hee Won. Jeong Won langsung lari ke flat Hee Won dan kaget saat melihat Hee Won duduk di atas bangunan. Saat Jeong Won bertanya, Hee Won malah lebih membahayakan posisinya dengan berdiri. Jeong Won teriak ngeri. (Ih, Hee Won ini annoying banget!)
“Ibuku…walaupun terlihat ada disebelahku, tapi tak ada gunanya. Awalnya…aku merasa sekarat. Kenapa seperti ini? Kenapa aku? Kenapa hanya keluargaku?” kata Hee Won sedih. (Dia benar-benar mau nekan Jeong Won dengan segala cara yah!)
“Maafkan aku, Hee Won. Aku benar-benar minta maaf. Semuanya salahku. Ibumu akan baik-baik saja, dia pasti akan baik-baik saja. Pergi denganku dan kita kunjungi dia dirumah sakit, oke?” bujuk Jeong Won dengan penuh rasa bersalah.
“Kau tak mengerti perasaan ini. Perasaan mengerikan dengan berpikir lebih baik mati daripada hidup. Sekarang, benar-benar tak ada siapapun lagi disampingku.”
“Masih ada aku, kan? Ayo kita lalui bersama-sama kali ini. Bukankah kau bilang kau ingin mulai tersenyum lagi? Biarkan aku membuat kau tersenyum lagi. Kang Hee Won, kalau kau mati, maka aku juga akan mati! Aku orang yang menyebabkan kau sampai seperti ini. Kau harus memberiku kesempatan.” Jeong Won lalu mencoba mendekati Hee Won sambil mengulurkan tangannya. “Pegang tanganku, Hee Won….pegang tanganku….ayo kita bersumpah, aku akan ada disampingmu. Biarkan aku memegang tanganmu. Percayalah padaku…Hee Won…”
Hee Won lalu perlahan berbalik dan menyambut uluran tangan Jeong Won. Begitu Hee Won meloncat turun dari tempatnya berdiri kesamping Jeong Won, Jeong Won langsung jatuh terduduk lemas.

“Beri aku waktu seminggu. Hanya seminggu, oke?” Jeong Won menangis dan Hee Won memeluknya.
(Aku gak suka banget scene ini. Benar-benar ‘bentuk pemaksaan’ yang sangat tega!!)

Jeong Won benar-benar ingin memanfaatkan waktunya yang terbatas bersama Eun Gyu. Dia sampai tak sekolah dan datang menemui kekasihnya itu. Jeong Won mengganggu latihan dan memaksa Eun Gyu untuk menemaninya ke pantai. Dan tidak hanya kepantai, mereka juga nonton sulap, menari dijalanan, kejar-kejaran ditaman bermain dan menikmati acara cosplay.

Mereka tertawa dan bahagia. Saat sore tiba, Jeong Won tertidur dibahu Eun Gyu dengan latar belakang sunset yang indah.

Keesokan harinya Jeong Won minta ijin disekolah untuk tidak masuk lagi. Dia datang menemui Eun Gyu dan ngajak jalan lagi. Teman-teman Eun Gyu mulai kesal, begitupun Eun Gyu. Mereka harus latihan untuk kompetisi yang tinggal seminggu lagi.
“Kau bertingkah aneh belakangan ini, ada apa?” tanya Eun Gyu. “Aku gak punya waktu.”
“Shin Eun Gyu….aku yang gak punya waktu.” jawab Jeong Won sedih.
“Apa yang kau bicarakan? Setelah kompetisi, kita masih bisa ketemu dan jalan-jalan. Kau tahu kompetisi ini sangat berarti bagiku. Kalau kau masih seperti ini, lebih baik jangan datang kesini lagi.”

“Baik! Aku gak akan datang kesini lagi! Pacaran saja dengan harga dirimu dan lagu-lagu.” teriak Jeong Won marah.
Teman-teman Eun Gyu protes dengan sikap egois Jeong Won.
“Yah, aku memang egois!” jawabnya. Kemudian dia bicara ke Eun Gyu lagi. “Cepat  letakan gitarmu!”
Tapi Eun Gyu tak menggubrisnya. Ponsel Jeong Won bunyi, ada pesan. Jeong Won membacanya dan menoleh sedih ke Eun Gyu yang sibuk dengan gitarnya.

Hee Won mengajak Jeong Won ketemu. Dia mengajak Jeong Won kerumah sakit menemui ibunya. Dijalan mereka kepergok adik Jeong Won yang langsung teriak-teriak.

Jeong Won dan Hee Won pun kabur bersama sambil hujan-hujanan.
Saat pulang kerumah, didepan pagar sudah ada adiknya dan Eun Gyu duduk menunggu. Karena masih kesal, adik Jeong Won minta Eun Gyu mendidik kakaknya sebelum dia masuk kedalam rumah. Jeong Won males ngomong dan pengen masuk, tapi Eun Gyu menahannya.

“Kalau Hee Won membutuhkan sesuatu, kita akan pergi menemuinya bersama.” kata Eun Gyu sambil memakaikan jaketnya ditubuh Jeong Won yang basah. Mungkin tadi Jae Kwang cerita kalo dia abis mergokin kakaknya lagi sama Hee Won.

“Kau marah padaku?” tanya Jeong Won sambil menunduk.
“Emangnya aku seperti kau? Aku bahkan tidak punya cukup waktu untuk menyukaimu, kenapa aku harus marah padamu?”
“Maafkan aku.” desis Jeong Won pelan sambil masih nunduk.
“Kenapa?”
Jeong Won mengangkat kepalanya dan tersenyum. “Tidak apa-apa. Aku bilang terima kasih. Eun Gyu....kau percaya padaku? Bahkan disaat paling buruk pun, apakah kau masih akan percaya padaku?” tanya Jeong Won serius. Eun Gyu tersenyum. Dan Jeong Won tanya lagi. “Jawab aku, bahkan jika aku telah melakukan banyak hal yang buruk?”
Eun Gyu dengan cepat meraih wajah Jeong Won dan mendaratkan ciuman dibibirnya. Itu jawaban Eun Gyu.

Tapi bukannya senang, Jeong Won malah masuk kedalam dan menutup pagar. Eun Gyu bengong campur bingung.

Jeong Won berkaca sambil meraba bibirnya yang dicium Eun Gyu tadi. Tiba-tiba ada telpon dari Hee Won yang mengundangnya untuk mengadakan pesta rabu depan. Jeong Won melihat tanggalan, hari rabu depan adalah hari kompetisi band Eun Gyu. Jeong Won ingin menolak tapi Hee Won tak memberinya kesempatan bicara, dia mulai lagi ngomongin hidup barunya bersama Jeong Won. (Dasar nih cowok emang sengaja!)

Akhirnya tiba dihari kompetisi, band Eun Gyu tampil. Eh, baru tahu ternyata nama bandnya ‘DoReMiFaSoLaSiDo’ he he…. Saat mulai nyanyi, Eun Gyu menebarkan pandangan mencari sosok Jeong Won.

Quietly, I close my eyes
Unknowingly, I come to remember
I wanted so much to forget
My song that calls you

Eun Gyu akhirnya tersenyum ketika melihat gadisnya itu. Jeong Won datang dan berdiri ditempat yang bisa dilihat Eun Gyu, dia melihat Eun Gyu nyanyi sambil menangis.


Do you remember
The times we spent together
The times when there was happiness

I can only wait for you
I couldn’t say anything
Staring at your falling tears
I can’t help but love you
Rather than forgetting, hurt is easier for me
Can you come back to me?

Eun Gyu bernyanyi dengan penuh perasaan sambil memejamkan matanya. Tapi saat dia membuka mata, Jeong Won tak ada lagi ditempat dia berdiri tadi. Wajah Eun Gyu tak cerah lagi dan matanya kembali menjelajah mencari Jeong Won.

I can only let you leave me slowly
I stood at that place once again


Jeong Won meninggalkan pertunjukan Eun Gyu sambil menangis sedih, dan dia datang ke flat Hee Won. Mereka duduk berhadapan di sebuah meja yang ada cake diatasnya, lengkap dengan lilin yang menancap.

“Hee Won, aku juga menyukaimu, tapi….” Jeong Won memulai percakapan.
Hee Won memotong kalimat Jeong Won. “Itu pun sudah cukup. Aku akan menghapus segala kenangan tentang Eun Gyu dari benakmu satu per satu.” Jeong Won kaget tak setuju, tapi Hee Won tetap bicara. “Hari ini adalah hari dimana kita akan memulai lagi. Ayo, tiup lilinnya.” Hee Won menyalakan lilin.
Jeong Won hanya bisa bungkam nurut.

Dari pelataran atas rumahnya, Eun Gyu melihat tiga kertas yang dijepit Jeong Won. Kertas itu bertuliskan ‘Maafkan aku.’

Esoknya disekolah, Jeong Won bertingkah aneh, dia menceritakan berulang-ulang sebuah cerita pada temannya sampai temannya protes karena bosan.
Kemudian seorang cewek teman nge-band Eun Gyu datang mencari Jeong Won.

Dia bertanya ada masalah apa antara Jeong Won dan Eun Gyu, tapi Jeong Won hanya menjawab dengan kalimat-kalimat menyebalkan. Teman Eun Gyu itu akhirnya pulang sambil marah-marah.

Jeong Won ikut Hee Won menjenguk ibunya di rumah sakit. Ibu Hee Won terbaring tak berdaya dengan infus di hidungnya. Jeong Won sedih dan menangis melihatnya.
“Maaf sudah membuat kau sedih.” kata Hee Won.
“Tak seberapa dengan apa yang sudah kusebabkan dalam hidupmu.” balas Jeong Won.
“Kau tersenyum bahagia didepan Eun Gyu. Bisakah kau melakukannya didepanku?”
Hee Won lalu bercerita tentang band Eun Gyu yang akan mengadakan concert terakhir dan ia diminta bergabung.

“Aku masih menyukai Eun Gyu. Selama tiga tahun terakhir ini dia selalu ada untukku. Aku ingin berbaikan dengannya, tapi....aku tak ingin melepaskanmu dan aku ingin memastikannya. Yoon Jeong Won, ayo kita sama-sama pergi menemui Eun Gyu. Aku ingin tampil untuk yang terakhir kali bersama band itu.” kata Hee Won. (Duuuhhh aku bener-bener pengen ngebakar cowok ini!!)

Jeong Won dan Hee Won kerumah Eun Gyu. Mereka disambut kakak perempuan Eun Gyu, dia menggendong seekor kucing hitam dan kaget melihat Jeong Won.

Kakak Eun Gyu meminta Jeong Won agar jangan menceritakannya pada Jae Kwang (tentang masalah kucing yang ada padanya.).
Mereka masuk bersama ke kamar Eun Gyu. Ketika Hee Won menyapa, Eun Gyu tak mau membalikan badannya, tapi begitu Hee Won bilang dia datang bersama Jeong Won, Eun Gyu akhirnya membalikan badan dan melirik Jeong Won sedih.

Jeong Won membalas pandangan Eun Gyu dengan perasaan seperti diremas-remas(kelihatan dari wajahnya sih gitu).
Saat Hee Won pergi kedapur, Eun Gyu menyapa Jeong Won.
“Apa kau bahagia?” tanya Eun Gyu lembut.
Jeong Won berusaha nahan tangis dan mendekat. “Eun Gyu….”
“Aku berpikir bagaimana caranya untuk melepaskanmu. Aku memikirkan dengan cara apa untuk putus denganmu….tanpa menyakitimu. Itu tak mudah.” kata Eun Gyu sambil membalikkan badannya memunggungi Jeong Won. Eun Gyu menyembunyikan wajah sedihnya.

“Maafkan aku….tapi aku harus ada disamping Hee Won. Dia sedang dalam masa-masa sulit.”
“Kau....tanpaku, apa bisa hidup?”
Jeong Won menggeleng, tapi Eun Gyu tak melihatnya. “Tapi….” Jeong Won mencoba menjawab.
“Lupakan. Apa kau akan datang ke concert? Ingatlah, kau harus datang.” pinta Eun Gyu.
Hee Won kemudian kembali, dan pembicaraan sedih mereka terhenti. Eun Gyu memberikan sebuah gitar pada Hee Won. Itu adalah gitar yang sering dilihat Hee Won di etalase toko. Sekarang gitar itu ada ditangannya dan namanya terukir indah di gitar itu. Hee Won kaget, dia melirik Eun Gyu dengan pandangan ‘kenapa?’, tapi Eun Gyu hanya membalasnya dengan senyum tulus.
Hee Won lalu bertanya tentang kabar yang dia dengar kalau Eun Gyu akan rekaman. Eun Gyu membenarkan dan mengatakan akan melaksanakannya setelah concert mereka, tapi belum pasti.

Hari concert pun tiba. Para fans memenuhi gedung, mereka meneriakan nama Eun Gyu. Diantaranya ada Jeong Won dan temannya, mereka berada dibarisan paling depan. Temannya tampak senang, tapi Jeong Won kelihatan sedih. Saat anggota band tampil dipanggung, Hee Won langsung mengedipkan matanya pada Jeong Won.

“Hari ini, semua orang akan pulang dengan air mata.” Itu kata pembuka Eun Gyu sebelum bernyanyi, yang langsung disambut sorakan para fansnya.
Concert berlangsung meriah dan ramai. Eun Gyu bernyanyi dengan sangat baik dan energik. Disela-sela nyanyian dia sempat melemparkan senyum ke Hee Won yang memainkan gitar disampingnya. Dan tiba pada lagu terakhir.

My cat that i treasured so much.
When i wasn't looking, it got lost.
What to do? What should I do?
On the verge of tears.
I spent all night searching.
Listening to my crying wish.
Waiting just for it to return.
Right now, I’m waiting you to come back.
My memories becoming blurry.
The time to choose is coming closer.
I pray that you will come back.

Eun Gyu bernyanyi sambil memandang Jeong Won. Jeong Won terpana mendengarkan. Dan Hee Won, dia kayaknya ngerasa, sesekali dia melirik Eun Gyu.

Stop crying and look at me.
I’m waiting right here for you to come back.
There’s a lot of things I want to say.

Recall your memories.
Will you remember me?
Even once is fine.
I love you….now and forever.
Can you tell me now?
I wanted to go to that blue sea with you.
I want to fulfill every promise that I’ve made to you.
I swore to the heaven, from today on I will protect you…

Eun Gyu tiba-tiba berhenti bernyanyi. Dia memalingkan wajahnya yang ingin menangis. Semua orang terpaku menunggu dengan wajah bertanya-tanya. Akhirnya musik pun ikut berhenti. Eun Gyu kemudian memalingkan wajahnya kembali ke audience. Eun Gyu menangis.
“Maafkan aku….suaraku….suaraku tak bisa keluar.” kata Eun Gyu terbata. Dia lalu melepaskan gitarnya dan turun kebawah panggung menemui Jeong Won. “Jeong Won….jawab aku…aku tak bisa mengatakan apapun kalau kau tidak menjawab.”
“Yaa…” jawab Jeong Won sedih tanpa berani menatap wajah Eun Gyu.
Eun Gyu kemudian mendekat dan berbisik. “Aku mencintaimu. Maaf…..”
“Nanti....jangan mencintaiku lagi.” balas Jeong Won ditega-tegain.
Hee Won bereaksi mendengarnya. Pasti senang deh tuh.

Eun Gyu melepaskan kalung dengan bandul bentuk anak cewek yang dipakainya dan diletakan dijemari Jeong Won. “Ini Jeong Won, dan satu lagi yang kau miliki adalah Eun Gyu. Mereka berdua seharusnya tak pernah berpisah. Selalu miliki mereka bersama, ya. Kau bisa membawa mereka ke pantai. Eun Gyu(kalung) ingin pergi ke pantai dengan Jeong Won(kalung).”
Jeong Won meremas kalung ditangannya dengan linangan airmata dan isak tertahan. Eun Gyu lalu pergi menerobos kerumunan fansnya keluar dari tempat itu. Jeong Won bergerak pengen ngejar, tapi Hee Won keburu datang dan menahannya.
“Hee Won….aku ingin bersama Eun Gyu.” tangis Jeong Won memohon.
“Tidak. Tak boleh.” jawab Hee Won dingin.
Tiba-tiba seorang cewek anggota band mereka meneriaki Hee Won. “Hee Won! Biarkan Jeong Won pergi. Kau hanya melakukan ini demi dirimu sendiri. Kau memisahkan cinta mereka.”

“Apa yang kau tahu? Jika aku tak memilikinya, aku tak memiliki apapun.” balas Hee Won. Kemudian dia bicara pada Jeong Won. “Bukankah kau bilang kau akan membuatku tertawa? Bukankah kau bilang kau akan ada disampingku? Bukankah kau bilang kau akan memegang tanganku?”
Eun Gyu mendengar kalimat Hee Won itu sambil terus melangkah keluar. Jeong Won bergerak pengen ngejar Eun Gyu lagi. Dan Hee Won kembali menahannya.
“Kumohon jangan pergi.” Hee Won menangis sekarang. “Ingat janji kita. Akan tiba saatnya kalau aku siap, maka aku akan melepaskanmu pergi.”
Jeong Won terduduk lemas dan menangis. Para fans yang ada disitupun ikut menangis.

Setelah peristiwa itu, semua berjalan seperti keinginan Hee Won. Jeong Won ada disampingnya dan sering mengunjungi ibunya.
Namun Jeong Won tetap menyimpan dua bandul kalung pemberian Eun Gyu.

Jeong Won tetap bersama Hee Won, tapi hanya ‘bersama’.

Hee Won bertemu dengan salah satu cewek anak band DoReMiFaSoLaSiDo.

Mereka saling menanyakan kabar. Sepertinya semua baik-baik saja. Tapi Hee Won cerita kalau dia tak bisa menghubungi Eun Gyu lagi, padahal dia ingin datang melihat Eun Gyu rekaman di studio.
Hee Won terlihat sedih setelah pertemuan itu. Dia banyak menyendiri dan berpikir. Dia pernah datang ke rumah Eun Gyu tapi tidak masuk kedalam.
“Ibu....apa aku harus melepaskannya?” bathin Hee Won sambil memandangi ibunya yang tertidur pulas. Dia teringat cerita cewek anak band itu saat pertemuan kemarin.
‘Dia (Eun Gyu) mengalami kecelakaan tepat setelah meninggalkan concert. Tubuhnya baik-baik saja, tapi ada kerusakan di otaknya. Dia takut kalian akan terluka, jadi dia pergi.’
Hee Won menemui Jeong Won dan menceritakan hal itu.

Jeong Won naik kereta ke pantai. Dia termenung dan teringat kalimat Eun Gyu dulu.

‘Apa kau tahu apa hal yang paling membuat depresi manusia setelah kematian? Adalah mereka tak dapat bertemu lagi. Jadi aku tak mau mati. Karena aku tak akan bisa mengingatmu lagi. Dan aku tak akan bisa bertemu denganmu lagi.’
Jeong Won menangis. Air matanya jatuh membasahi dua bandul kalung yang dipegangnya.

Dia membawa kalung ‘Eun Gyu’ dan kalung ‘Jeong Won’ ke pantai.

Eun Gyu berlari menenteng sebuah teko dikejar anak-anak. Dia tampak bahagia sekali. Anak-anak itu meneriakinya pencuri. Tiba-tiba Jeong Won muncul memarahi anak-anak itu. 

Setelah berhasil mengusir anak-anak, Jeong Won datang mendekati Eun Gyu yang duduk jongkok sambil mendekap teko yang dicurinya. Eun Gyu menggumamkan sesuatu.
Dondeck!! Dondegirigiriiii....Dondegirigiriii....” gumam Eun Gyu.
“Eun Gyu, apa yang kau lakukan?” tanya Jeong Won.

“Bukan urusanmu!!!” teriak Eun Gyu dan berbalik menghadap Jeong Won. “Aku adalah Raja Yifter. Apa kau adalah Putri Shalala?” tanya Eun Gyu dengan wajah innocent.
Jeong Won terdiam sebentar. “Yahh….aku adalah seorang putri…. Sekarang berikan tekonya padaku.”

Eun Gyu memeluk tekonya erat-erat. “Kau bukan Putri Shalala.”
“Tapi aku adalah Putri Shalala.”
“Putri Shalala memiliki mata yang biru dan kau tidak. Kau adalah Abdula…”
“Ab….apa?”
Eun Gyu tak menjawab dan pergi dengan pancinya sambil senyum. Jeong Won diam menahan tangis.

Tiga minggu setelah itu, Jeong Won mencoba segala cara untuk mengembalikan ingatan Eun Gyu. Dia membawa Eun Gyu ke taman hiburan, siapa tahu ketegangan naik wahana bisa mengembalikan ingatan Eun Gyu.

Tapi Eun Gyu malah kesenangan dan Jeong Won kecapekan main tanpa membawa hasil.
Berikutnya dicoba memakai hipnotis, tapi itupun tak berhasil. Eun Gyu malah kesenangan memainkan kalung yang digoyang-goyangkan didepan wajahnya.
Jeong Won lalu mencoba bercerita memainkan drama kisah cinta mereka dengan dua bandul kalung didepan Eun Gyu yang lagi main game.
“Halo, aku Jeong Won, aku Eun Gyu. Kami adalah sepasang kekasih. Kami berfoto bersama, bergandengan tangan, dan berciuman. Kami sangat, sangat mencintai satu sama lain.”
Jeong Won menoleh ke Eun Gyu, tapi cowok itu tak memperhatikan dan tetap sibuk main game. Jeong Won sedih dan melepaskan dua bandul kalung itu berdiri di atas mesin game. Tiba-tiba Eun Gyu bersuara.
“Lalu....suatu hari, si cewek meninggalkan cowoknya dan kemudian cinta mereka menghilang.” Eun Gyu mengambil bandul cewek dan menjauhkannya dari bandul cowok. Lalu dia sibuk main game lagi.
“Kau ingat? Kau ingat apa yang terjadi?Kau ingat ‘kita’? Eun Gyu?” Jeong Won memberondong dengan pertanyaan.

Akibatnya Eun Gyu sakit kepala dan kesakitan. Jeong Won memeluknya. Eun Gyu berontak dan mendorong Jeong Won.
Jeong Won tak mau menyerah, dia menyeret Eun Gyu ketempat latihan band dan berusaha membuatnya ingat kalau dia suka nyanyi ditempat itu. Tapi Eun Gyu marah-marah lagi.

“Aku tak mau menyanyi, aku tak mau masuk. Aku benci tempat ini!!” teriak Eun Gyu sambil menutup kedua telinganya dan jongkok.
“Shin Eun Gyu, kau mungkin tidak suka apa yang aku katakan. Tapi aku tak akan menyerah padamu. Kau mengerti? Kalau aku berusaha sungguh-sungguh, maka itu akan terjadi. Beberapa tahun pun, tidak, bahkan sepuluh tahun pun, aku akan berusaha membuat kau sembuh. Dan namaku bukan Abdula. Namaku Jeong Won!!!” kata Jeong Won emosi dan menangis.

Jeong Won menemui dokter. Dokter mengatakan bahwa alasan Eun Gyu seperti itu adalah karena kesedihan yang tak dapat dia hadapi. Dan kesedihan itu berubah menjadi kebencian. Dan disaat bersamaan dia ingin melupakan Jeong Won.
“Anda bilang kalau Eun Gyu tak akan pernah mengingatku, apa tak ada cara apapun untuk menyembuhkannya?” tanya Jeong Won.
“Satu hal yang bisa saya katakan adalah apapun yang kau lakukan, selalu ada sedikit harapan. Hanya keajaibanlah jika dia bisa sembuh.”
Jeong Won kemudian mengajukan usul pada teman-teman band Eun Gyu, termasuk Hee Won. Dia mengusulkan untuk menghadirkan kembali suasana concert terakhir band mereka. Siapa tahu dengan membawa Eun Gyu kembali pada kejadian sebelum dia kecelakaan, akan bisa menarik kembali memori yang dia kubur dalam ingatannya.

Jeong Won benar-benar bekerja keras untuk mengadakan kembali concert itu dan dibuat semirip aslinya. Dia menonton rekaman video concert dan memperhatikan segala detilnya. Dia membuat selebaran untuk mengumpulkan orang-orang yang ditempel disekitar sekolahan.
Jeong Won juga menggantungkan kertas di tali jemuran rumahnya seperti waktu itu. Tapi kali ini ada lima kertas yang bertuliskan ‘Kumohon kembalilah’.

Dan hari rekonstruksi itu pun tiba. Jeon Won berdiri di atas panggung dan menyampaikan ucapan pada semua yang datang. Yang datang banyak sekali. Diantaranya ada Eun Gyu, dia berdiri paling depan dan celingak-celinguk senang melihat banyak orang.
“Semuanya, terima kasih banyak. Bersama, ayo kita buat keajaiban. Aku perkenalkan, DoReMiFaSoLaSiDo...!” kata Jeong Won.
Orang-orang langsung bersorak sambil mengangkat balon. Eun Gyu bingung, tapi akhirnya ikutan bersorak dan mengangkat balon ditangannya.
Anggota band lalu muncul dipanggung. Hee Won mengambil posisi sebagai vokalis dan berdandan seperti Eun Gyu waktu itu. Btw, untuk ini, Hee Won sudah berlatih keras.
Eun Gyu tiba-tiba gusar begitu melihat Hee Won, dia pengen pergi, tapi Jeong Won menahannya.
Dan concert pun dimulai. Hee Won bernyanyi diiringi musik yang melengking. Semua orang meloncat bersorak diiringi confetti yang berjatuhan dari atas. 

Eun Gyu tertegun. Hee Won terus menyanyikan lagu yang dibawakan Eun Gyu dulu. Eun Gyu mengedarkan pandangannya. Kepalanya mulai sakit. 

Dia berpaling melihat Hee Won yang lagi nyanyi dan termenung. Jeong Won berdiri disampingnya, mengamati dan menunggu. Eun Gyu akhirnya teriak-teriak dan memberontak. Jae Kwang memeganginya. Hee Won terus bernyanyi....tapi matanya merah. (oke, dan aku juga mulai nangis)

Eun Gyu lemas dan jatuh, Jeong Won memeluknya. Kakak cewek Eun Gyu juga ada disana, dia menangis melihat Eun Gyu.
Sekarang saatnya Hee Won akting. Dia melepaskan gitarnya dan turun dari panggung mendatangi Jeong Won. Jeong Won berdiri menyambutnya.
“Jeong Won….aku mencintaimu, maaf….” kata Hee Won sedih.

Jeong Won menangis. “Nanti, jangan mencintaiku lagi”
“Jeong Won…..”
Tiba-tiba Eun Gyu teriak histeris sambil menutup kedua telinganya. Kejadian waktu itu muncul dalam ingatannya. Kakaknya berteriak cukup pada Jeong Won, tapi Jeong Won menggeleng sambil menangis.
Akting diteruskan. Hee Won memberikan bandul kalung cewek ke Jeong Won. “Ini Jeong Won, dan satu lagi yang kau miliki adalah Eun Gyu. Mereka berdua seharusnya tak pernah berpisah. Selalu miliki mereka bersama, ya. Kau bisa membawa mereka ke pantai.”
Eun Gyu teringat lagi dan teriak lagi.
Adegan selanjutnya, Hee Won jalan pergi meninggalkan tempat concert. Airmata Jeong Won  tak henti berlinang. Kejadian yang dulu muncul lagi di ingatan Eun Gyu.
“Jangan pergi!” tiba-tiba Eun Gyu teriak memanggil.

Semua menoleh ke Eun Gyu.
Eun Gyu gelisah dan berkata ke Jeong Won. “Kenapa kau tidak menahannya? Kenapa kau membiarkan Eun Gyu pergi waktu itu? Bukankah kau bilang, tanpa Eun Gyu kau tak bisa terus hidup?” Eun Gyu menangis dan melihat ke arah Hee Won yang masih setengah balik belakang. “Eun Gyu pergi….Eun Gyu pergi jauh….” Eun Gyu lalu berdiri dan memegang Jeung Won.

Dia berkata sambil menangis, “Aku sangat menderita. Aku sangat terluka. Jeong Won….Jeong Won akan memanggil namaku, kan? Jika aku maju selangkah, kau akan memanggilku, kan?! Saat itu, kau akan benar-benar memanggil namaku, kan? Jika aku maju selangkah lagi….jika aku berjalan dan terus berjalan…”
“Eun Gyu!! Ini benar-benar kau? Kau benar-benar kembali, Eun Gyu?” tanya Jeong Won memastikan.
“Jeong Won...”
“Eun Gyu...”
Dan mereka pun berpelukan. Semuanya menangis. Termasuk aku, hiks!


Epilog

Jae Kwang duduk dengan kakak cewek Eun Gyu, sambil mengelus-ngelus kucing hitam dipangkuannya.
“Kak So Yeon, aku mau tanya sesuatu padamu. Kenapa kau menculik Pupu(nama kucing)?” tanya Jae Kwang.

“Aku cemburu. Aku merasa kau hanya menyukai Pupu.” jawab So Yeon malu-malu.
Jae Kwang langsung menyeringai senang.

Di pelataran atas rumah, Eun Gyu dan Jeong Won duduk bersama.
“Terima kasih karena sudah kembali, Eun Gyu.” kata Jeong Won.
Eun Gyu meraih jemari Jeong Won dan menggenggamnya. “Terima kasih karena 'menggenggamku' erat, Jeong Won.”
Jeong Won tersenyum bahagia. “Ayo kita saling mencintai.”
Eun Gyu juga tersenyum lebar. “Tapi.....siapa kau?” Eun Gyu berlagak gak ingat Jeong Won.
Jeong Won menoleh ke Eun Gyu kaget. “Apa?!”
“Abdula....kemana Dondeck pergi?” Eun Gyu celingak-celinguk.
“Eun Gyu....” Jeong Won panik.
“Dimasa depan, dia akan hidup bahagia dengan Eun Gyu, kan?” Eun Gyu menyeringai jahil, dia mengerjai Jeong Won.
“Apa?? Berhenti bercanda!” Jeong Won memukul Eun Gyu gemas.

Eun Gyu merangkul Jeong Won dan mereka lalu tertawa bahagia.


S E L E S A I


Recaps ini....buat adik-adikku tersayang 'Priskila & Agitha', yang sudah merekomendasikan film ini.  ^__^






Film ini di angkat dari novel internet dengan judul yang sama, karya Guiyeoni.








Dan ternyata si Guiyeoni ini adalah pengarang novel 'He Was Cool' yang telah difilmkan juga dengan judul yang sama. (Sinopsisnya di blog-ku)




.
Sudah dibuat komiknya juga.





Jang Geun Suk di film ini jaman masih culun bangeeeettt! ^^











Aku heran, Jang Geun Suk tuh suaranya bagus dan sering nyanyi di film atau serial-serialnya. Tapi kok dia baru ngeluarin album sekarang yah??






Saat premiere filmnya.


Trailer


Ost. Full Sunlight


Ost. Waiting For The Time



Source: Wikipedia, IMDb, MySoju (nonton online)
Images dari blog: memovieandmusic, coffeebreakx, tapi sebagian besar dari catatan-anikatik. Thank youuuu....untuk gambar2nya ^^
Thanks juga buat yang punya video2 di YouTube, yang videonya ku comot pasang disini ^^

Notes:
Ngerjain film ini dari bulan kemaren tapi kepending mulu ngeditnya, jadi baru bisa posting. Film ini direkomendasiin sama adik2ku, dan katanya mereka nangis parah waktu nonton ini. *Deee, kakak juga nangis :'(

No comments:

Post a Comment